Photobucket
Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket

Sunday, February 26, 2012

Pengantar NLP

Share on :

Apa sih yang diharapkan manusia dalam hidupnya?  Jawabannya secara umum adalah: aku ingin jadi kaya, aku ingin bahagia, aku ingin punya ini dan itu, aku ingin bebas merdeka, serta masih banyak lagi keinginan-keinginan dalam benak tiap makhluk bernama manusia ini. Adanya keinginan inilah kunci utama untuk yang namannya perubahan. Lho… apa hubungannya? Lha kalau kita bicara ingin kaya, misalnya, maka kondisi kita saat ini adalah miskin sehingga ingin bertransformasi atau berubah jadi kaya. Demikian pula keinginan-keinginan yang lainnya, semua mengacu pada kondisi yang kurang berdaya dan ingin menjadi sangat berdaya dalam hidup ini.

Apa tidak muluk-muluk, ingin ini dan itu? Ya tidaklah…. Bahkan jika yang diatas itu dianggap sebagai sebuah hal yang sangat terlalu materialis, maka coba kita lihat dari sisi spiritual. Aku ingin jadi orang yang lebih baik dari kemarin, aku ingin bertobat, aku ingin naik haji, dan sebagainya dan sebagainya. Balik lagi pada satu kata, yaitu ingin. Dan kata ingin ini belum terwujud. Cara mewujudkannya menjadi, misalnya dalam kalimat: Aku ingin bertobat – jika diupayakan adanya perubahan akan menjadi – Aku bertobat (ini kondisi yang diharapkan setelah perubahan, bukan?)
Dan tak perlu kita ributkan lagi, apakah ingin yang materialis atau yang spiritualis. Karena ini sama sekali tak ada hubungan dengan bahasan ini. Setiap manusia berhak mengaktualisasikan keinginannya, yang penting masih dalam koridor yang wajar.  Kan semua orang punya sudut pandang sendiri-sendiri, atau istilah kerennya "The Map is not the territory”. Manusia hanya merespon apa yang ada dibenaknya dan bukan kenyataan yang sebenarnya. Jadi tiap orang punya pikiran masing-masing dalam melihat suatu obyek. Lalu koridor yang wajar itu apa sih? Koridor yang wajar yang saya maksud adalah EKOLOGI, atau batasan yang kita buat untuk diri kita sendiri dalam menyikapi sesuatu. Yang tentunya Andalah yang lebih tahu sampai dimana kewajaran yang Anda lakukan.

Nah balik lagi soal perubahan. Neuro Linguistic Programming (NLP) menawarkan solusi praktisnya. Lho sebentar …. Sebelum masuk sedikit ke NLP…. Seperti ungkapan William Shakespeare – Apa arti sebuah nama – Maka saya tak mengartikan dulu NLP itu apa, yang saya beritahukan terlebih dahulu manfaatnya. Manfaatnya yang pertama : Mengetahui struktur perilaku manusia. Dan manusia yang mana? Ya…. saya, Anda, kita, mereka, pokoknya masih dianggap manusia. Lalu yang kedua : Biar bisa berpikir secara efektif.

Nah sekarang sudah ketahuan manfaat NLP yang dua tadi. Terus apa hubungannya dengan perubahan. Kembali lagi, perubahan adalah melakukan usaha dari kondisi kurang berdaya menjadi berdaya, bahkan sangat berdaya. Ada dua jalan disini, pakai cara yang sangat lambat atau pakai cara cepat? Kalau pakai cara lambat, cukup coba ini, coba itu, nubruk sana, nubruk sini tanpa panduan. Terus kalau cara cepat, pakai panduannya, sehingga bisa melakukan secara efektif, dan tentu saja sebelum melakukan secara efektif, hal itu juga kan harus dipikirkan, nah kalau cara cepat pastilah berpikir efektif. Tidak buang-buang waktu, tidak buang-buang tenaga dan tepat pada sasaran.
Terus bisa efektifnya bagaimana? Kita ambil saja dari struktur prilaku manusia yang sudah sukses dan excellence. Mencontoh itu kan tidak haram, nasehat guru agama saya dulu mengatakan – Ambilah yang baik-baik, buanglah yang buruk-buruk – Jadi ambilah struktur perilaku yang baik-baik dan yahud yang Anda harapkan bisa mengantarkan Anda berubah menjadi sukses / excellence . Perilaku siapa kalau begitu? Bisa orang lain yang sudah sukses, misalnya Barrack Obama, Benyamin Sueb, Sule, atau siapa saja. Tapi ada solusi yang paling mudah adalah Anda sendiri. Kapan pernah sukses? Kan ini mau berubah jadi orang sukses atau excellence.
Waduuuh…. Jika itu Anda katakan, Anda masih kurang mensyukuri nikmat yang diberikan olehNya. Seumur hidup pastilah ada kesuksesan atau kondisi excellence biarpun itu satu kali saja. Misalnya, Anda sangat bahagia saat jadi juara lomba balap karung tingkat RT, atau Anda jadi juara kelas waktu di SD dulu. Jangan bilang Anda tak pernah sukses lho. Coba ingat-ingat lagi. Dan tentunya itupun bisa Anda rasakan, betapa bangganya Anda, betapa bahagianya Anda, betapa senangnya Anda saat itu.

Naaaah….. apa saya bilang. Anda pernah sukses, Anda pernah excellence, hanya Anda mungkin sudah menguburnya dalam-dalam di memori Anda saat ini. Anda bisa mempelajarinya. Pelajari polanya, pelajari strukturnya yang pada saat itu bisa mengatar Anda dalam kondisi sukses atau excellence.  Jangan karena Anda waktu itu merasa bahagia jadi juara balap kambing, terus saat ini Anda katakan, saya kan cuma juara balap kambing.  Anda tak perlu mengulang kembali ikut Balap Kambing Cross Road. Yang Anda perlu tanyakan dalam hati saat ini: lho kok bisa ya aku jadi juara, bagaimana perasaanku saat jadi juara? semangat apa yang melatar belakangi diriku bisa jadi juara? bagaimana caranya ya dulu aku bisa jadi juara? dan masih banyak lagi komunikasi intrapersonal yang Anda lakukan untuk diri sendiri, sehingga Andapun bisa menemukian jawaban, - Oh… inilah mengapa saya bisa jadi juara. Jika saya gunakan pola-pola seperti itu lagi, atau struktur seperti itu lagi, untuk hal yang lain, tak ada hubungan dengan balapan, apalagi kambing, apa bisa saya lakukan? Tentu bisa dan sangat-sangat bisa, tinggal  Anda laksanakan. Lha kalau tak berhasil? Jangan keburu patah arang, bisa jadi caranya kurang tepat, dan tinggal Anda usahakan terus sehingga menjadi tepat.  Dan bagi yang merasa tak punya hal-hal yang sukses dalam hidupnya, dengan sangat terpaksa, kembangkan wawasan Anda, cari orang-orang yang sukses atau excellence lalu tanyakan pada mereka dan ambil struktur atrau pola prilaku mereka yang bisa menjadikan mereka seperti itu. Ingat ambil polanya jangan gayanya. Misalnya Anda lihat Bob Sadino adalah model yang sukses atau excellence, maka bukan berarti Anda kemana-mana pakai celana pendek serta merasa sudah sukses seperti Oom Bob itu. Bagaimana dia bisa sukses atau excellence saja yang Anda ambil.

Atau mungkin juga semangat juara balap kambing itu Anda ingin terapkan dalam rangka bekerja. Anda lihat semangatnya sudah tepat, caranya sudah OK, tapi ternyata Anda kurang menguasai komunikasi interpersonal dengan lingkungan Anda. Kalau Anda pesimis ternyata Anda tak sekalipun pernah punya kemampuan interpersonal yang bermutu, maka cari saja manusia-manusia yang Anda lihat jago interpersonal, dan Anda pelajari struktur bahasanya, struktur komunikasinya (ingat strukturnya, bukan isinya, sehingga apabila Anda melihat ada orang Batak, Anda anggap sebagai contoh atau akan Anda modelkan kemampuan interpersonalnya, bukan berarti Anda yang Jawa tulen, medok, lalu meniru-niru logat orang Batak…logatnya akan muncul..tapi apa medoknya tidak kelihatan?). Anda ambil struktur cara dia berkomunikasi, ambil polanya yang khas, bukan logatnya yang khas..

Lalu apa itu NLP. Maka jawaban saya adalah Neuro Linguistic Programming, yang bagannya ada dibawah ini, dan ilustrasi singkat berdasarkan map saya seperti yang diatas tadi. Lha kalau masih kurang paham, solusinya adalah - Mari kita belajar NLP bersama-sama -

Anda sedang membaca artikel tentang Pengantar NLP dan anda bisa menemukan artikel Pengantar NLP ini dengan url http://mindsetmodifier.blogspot.com/2012/02/pengantar-nlp.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Pengantar NLP ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Pengantar NLP sumbernya.

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Premium Wordpress Themes | Editor by dwiprazetyo