Photobucket
Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket

Thursday, March 29, 2012

Dari Stress Menjadi EUREKA

“Takut mungkin melebih-lebihkan kesulitan persoalan dan menimbulkan sikap resah yang melumpuhkan tindakan,  marah mendorong tindakan impulsive dan kurang dipikirkan, dan kecemasan sangat membatasi kemampuan kita melihat masalah dengan jelas atau merumuskan kemungkinan pemecahan”
(JC Coleman & CL Hammen - Contemporery Psychology and Effective Behavior- Hal 447)
 
 
 
 
 
A. Bukan Berat Beban Yang Membuat Stress, Tetapi Lama Waktu Kita Memikul Beban Tersebut

Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stress, Stephen Covey  mengangkat segelas air dan bertanya kepada para siswanya: "Seberapa berat menurut anda kira segelas air ini?"

Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr. "Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya." kata Covey.

"Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat."


"Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya." lanjut Covey.     "Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi". Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi.

Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan beban pekerjaan. Jangan bawa pulang. Beban itu dapat diambil lagi besok. Apapun beban yang ada dipundak anda hari ini, coba tinggalkan sejenak jika bisa. Setelah beristirahat nanti dapat diambil lagi.

Hal ini pernah terjadi pada Archimedes.  Pada suatu hari Archimedes dimintai Raja Hieron II untuk menyelidiki apakah mahkota emasnya dicampuri perak atau tidak. Archimedes memikirkan masalah ini dengan sungguh-sungguh. Hingga ia merasa sangat letih (stress)  dan menceburkan dirinya dalam bak mandi umum penuh dengan air. Lalu, ia memperhatikan ada air yang tumpah ke lantai dan seketika itu pula ia menemukan jawabannya. Ia bangkit berdiri, dan berlari sepanjang jalan ke rumah dengan telanjang bulat. Setiba di rumah ia berteriak pada istrinya, "Eureka! Eureka!" yang artinya "sudah kutemukan! sudah kutemukan!" Lalu ia membuat hukum Archimedes. (http://id.wikipedia.org/wiki/Archimedes)

B. Proses Pencapaian ”Eureka”

Apabila kita sering mengalami stress akibat beban kerja kita, terutama yang memerlukan pemecahan masalah, ada baiknya jika memadukan apa yang disampaikan oleh Covey serta apa yang terjadi pada Archimedes di atas. Apa yang telah dialami oleh Archimedes sering diistilahkan sebagai Proses Berfikir Kreatif ( Jalaluddin Rachmat – Psikologi Komunikasi- hal. 95)

Adapun tahap-tahap proses berfikir kreatif adalah sebagai berikut:
  1. Orientasi: Merumuskan masalah dan mengidentifikasinya,
  2. Preparasi: Pikiran berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan dengan masalah,
  3. Inkubasi: Pikiran beristirahat sebentar, ketika berbagai pemecahan menghadapi jalan buntu. Pada tahap ini pemecahan masalah berlangsung terus dalam alam bawah sadar,
  4. Iluminasi: Masa inkubasi berakhir ketika pemikir memperoleh semacam ilham, serangkaian pemahaman mendalam yang memecahkan masalah,
  5. Verifikasi: Tahapan terakhir untuk menguji dan secara kritis menilai pemecahan masalah yang timbul ditahap ke-empat.

Apa yang disampaikan oleh Covey diatas adalah memberikan anjuran, apabila kita mengalami stress yang mungkin diakibatkan oleh masalah pekerjaan, maka janganlah kita terus memikirkannya, biarlah alam bawah sadar yang bekerja (inkubasi) dan istirahatkan alam sadar. Karena jika masalah itu tetap dipikirkan, mungkin justru tidak terpecahkan, bahkan akan menimbulkan stress. Biarlah alam sadar beristirahat, sehingga pada suatu saat alam bawah sadar lah yang akan menemukan pemecahan masalah tersebut dan seperti Archimedes yang berteriak ” Eureka.... Eureka.....”. Maka yang terjadi adalah tubuh segar tanpa beban, emosi stabil dan pemecahan masalahpun telah didapatkan, maka problem stresspun telah dapat diatasi.

Saturday, March 24, 2012

Submodality Part II : NLP

Setiap manusia memiliki gambaran akan masa lalunya, namun yang menjadi pertanyaan adalah, apakah masa lalunya itu memberdayakan atau tidak? Apabila gambaran masa lalu tersebut kurang memberdayakan, ada baiknya bila gambar tersebut di ubah menjadi suatu bentuk gambar yang lain.

Oke oke, kita ambil saja contoh, misalnya seseorang yang di bayangi gambaran pada mantan kekasihnya yang pernah menyakitinya, bila gambaran mantan kekasihnya pada saat menyakiti dia di putar ulang secara terus menerus dalam pikiran kita, ada kemungkinan orang tersebut akan mengalami stress, entah stress ringan atau mungkin bisa menjadi stress berat yang akhirnya depresi.

Kita bisa merubah gambar (visual), suara (Auditory), dan rasa (Kinestetik), menjadi bentuk yang berbeda, yang lebih menyenangkan, dan terasa lebih nyaman.
Sekarang kita langsung praktekkan saja submodality ini, silahkan anda bayangkan wajah orang yang pernah menyakiti anda, atau orang yang anda takutkan, sudah muncul dalam pikiran??? perasaan apa yang muncul??? Kurang nyaman???

Nah coba sekarang ubah wajahnya menjadi seperti ini :


Photobucket


Sekarang, perasaan apa yang muncul? Hahaha……

Jika dia pernah membentak anda dengan suara keras, coba dengarkan kembali suaranya di saat dia membentak anda, perasaan apa yang muncul?
Oke sekarang suaranya ubah menjadi suara donal bebek.

Buatlah hingga perasaan anda berubah menjadi lebih nyaman, dan kurang lebihnya seperti itulah submodality didalam NLP secara singkatnya, yang memiliki fungsi sangat efektif untuk merubah struktur dalam diri menjadi lebih memberdayakan, dan masih banyak tools lainnya yang bisa di gunakan untuk lebih memberdayakan diri kita.
Oh ya, sebelumnya dalam blog ini pernah juga menyajikan artikel tentang submodality, silahkan di baca di sini.
Salam Perubahan !!!

Friday, March 16, 2012

Musik Rileksasi

Silahkan download musik-musik Relaksasi berikut ini secara GRATIS, untuk menurunkan gelombang otak anda agar lebih rileks dan santai, dimanapun dan kapanpun terutama saat anda beristirahat.

Beritahukan kami bila ada link-link yang rusak pada kotak komentar di bawah, agar kami bisa secepatnya memperbaiki link yang rusak tersebut. Terima kasih.

Cara Download : Klik (pilih) salah satu filehosting yang tersedia, nanti akan menuju pada link tersebut.
Selamat menikmati.

1. Kitaro - Pray, Download from : 4Shared | DropBox | Media Fire | Box |

2. Kitaro - Wings : 4shared | DropBox | Media Fire | Box |

3. Kitaro - Chinese Bamboo Flute Music : 4shared | DropBox | Media Fire | Box |

4. Kitaro - Caransary : 4shared | DropBox | Media Fire | Box |

5. Kitaro - Scope : 4shared | DropBox | Media Fire | Box |

Thursday, March 15, 2012

Tuhan....aku lelah jadi Tuhan : The Map is Not territory

Pak Nyonyod menatap didepan cermin, terpantul wajah kuyunya, wajah seorang yang lelah, wajah seorang yang capek, wajah seorang yang tak berdaya. Hidup yang dijalaninya penuh liku dan perjuangan hingga terangkum dalam suatu pemahaman yang sangat diyakini kebenarannya oleh dia sendiri.

Segala kebenaran yang didapatkan dari pengalaman serta pengetahuan itulah yang menyebabkan ia berkesimpulan bahwa semua pendapat yang dipahaminya adalah kebenaran yang mutlak. Dan selama ini segala perselisihan pemikiran dan pendapat orang lain selalu berhasil dipatahkannya dengan argumentasi dan dalil yang bisa diterangkannya dengan baik. Bagi yang argumentasinya lemah, maka tak akan mampu bertahan lama dalam berdebat dengannya. Sedangkan yang mampu berargumentasi dengan kuat pun pada akhirnya akan menyerah, entah kalah atau malas meladeninya, tetapi yang jelas Pak Nyonyod takkan menghentikan perdebatan itu, sampai lawan bicaranya menyerah kalah. 

Demikian bangganya Pak Nyonyod pada segala kemampuan bicara, logika serta pengalamannya, hingga ia merasa bahwa segala perkataan, pemikiran, pendapat dan perbuatannya adalah benar belaka, tiada cacat kesalahan sama sekali.  Bersyukurlah ia karena diberkahi kecerdasan otak yang luar biasa hingga bisa mempelajari berbagai pengetahuan dengan begitu mudahnya. Mau debat apapun dengan dia, masalah politik, hukum, sosial, teknologi, agama, dan sebagainya akan diladeninya, lengkap dengan dalil-dalil pembenar pernyataannya. Dan semua itu tak terasa telah mengaburkan nurani dalam dirinya. Segala yang tak masuk dalam logika dan tak berdasar kuat dianggapnya adalah sesuatu yang salah. Seseorang yang tak bisa menerangkan logika secara kuatpun sudah di vonis salah olehnya. Apa yang diyakini benar adalah kebenaran mutlak baginya. Jika ada yang berseberangan dengan apa yang diyakininya menurut dia adalah salah.
 

Hingga pada pagi itu, ia bertemu dengan seseorang yang sangat sederhana penampilannya. Penilaian Pak Nyonyod hanya satu saja, dengan kesederhanaan penampilan, sebut saja Pak Setu, itu sudah mencerminkan kesederhanaan pola pikirnya.  Dalam hati Pak Nyonyod berkata – Kasihan orang ini, pasti banyak kesalahan pemikiran yang dimilikinya, aku akan membantunya memahami kebenaran. Aku coba dulu pemahamannya tentang kehidupan sosial-.


Maka Pak Nyonyod dengan ringan membuka percakapan tentang masalah problem sosial yang sedang berkembang di Indonesia. Maka sebentar kemudian terjadilah percakapan yang hangat. Pak Nyonyod mulai memasang termin diskusi. Mencoba mendengar komentar apa yang akan keluar dari mulut Pak Setu. Ternyata seperti yang diduga, komentar Pak Setu tak sejalan dengan pemikiran Pak Nyonyod, maka seperti biasa ia kemudian mematahkan dalil Pak Setu dengan dalil pendapat yang sangat diyakininya itu. Pak Setu memang sesederhana penampilannya, hingga pada suatu titik tak mampu membantah dalil argumentasi dari Pak Nyonyod.  Maka Pak Nyonyod dengan senyum kemenangan menutup perbincangan tersebut dengan nasehat agar Pak Setu menggunakan jalan fikiran Pak Nyonyod dalam menganalisa masalah. Pak Setu tersenyum, lalu menjawab, “Terima kasih, Pak! Tenyata Bapak adalah Sang Kebenaran itu, saya tak mengira bisa bertemu dengan Tuhan di saat hidup ini.”


Jawaban pendek menyindir dari Pak Setu itu ternyata menusuk langsung kedalam hati Pak Nyonyod. Pak Nyonyod terpukul oleh pernyataan itu. Kebenaran sebenar-benarnya adalah milik Tuhan. Sedang dia merasa segala pendapatnya adalah benar semata, tiada kesalahannya. Mungkinkah hawa nafsu logikanya sudah menutupi perasaannya sehingga mengaburkan nuraninya yang terdalam? Hingga ia tak pernah menyadari bahwa kebenaran yang diyakini selama ini hanya dilihatnya dari satu sudut pandang saja? Apakah selama ini ia telah dibuai dengan kecerdasan otak dan kepintarannya dalam berargumentasi? Barulah ia tersadar kalau selama ini ia selalu memaksakan keyakinannya itu adalah kebenaran yang mutlak. Tak pernah disadari bahwa ia dengan kurang ajar memakai hak mutlak milik Tuhan Yang Maha Benar. Tiba-tiba terasa luruh seluruh tubuh, tak berdaya, dan merasa menjadi orang yang paling tolol sedunia sepanjang zaman. Hingga ia tak menyadari kalau Pak Setu berpamitan dan meninggalkan dirinya sendiri.
Mungkin kisah diatas tanpa kita sadari pernah kita alami. Entah kita dalam posisi Pak Nyonyod ataupun juga Pak Setu. Tetapi saya pernah tak sadar menjadi Pak Nyonyod dalam episode kehidupan saya dan untung disadarkan oleh Tuhan, betapa sombongnya diri saya, yang merasa yakin akan kebenaran segala pendapat saya, segala logika pemikiran saya. Semoga ini tak terjadi pada Anda.

Saturday, March 10, 2012

NLP itu isinya CUMA ‘tools’ yang EFEKTIF


- Lagi-lagi NLP, kenapa sih NLP melulu? Emang apa sih NLP dan apa manfaatnya buat saya?
Sesuai dengan judul di atas, ya itulah NLP, NLP itu isinya Cuma ‘tools’ yang bisa digunakan untuk keperluan diri kita.

-          - Maksudnya gimana?
Begini, ketika kita mau membuat sebuah meja, pastinya kita membutuhkan tools/alat untuk membantu pekerjaan kita, setuju ya? Alat-alat tersebut bisa berupa : tang, obeng, gergaji, catut, palu, dll.
Tang bisa kita gunakan untuk mencabut paku, palu bisa kita gunakan untuk menghantam paku, dst.
Nah, oleh pendiri NLP yaitu duo jenius, Richard Bandler dan Jhon Grinder, NLP di masukkan kedalamnya tool-tool yang sudah terbukti efektif membantu untuk meningkatkan kualitas diri kita.

Contohnya : ada di dalam NLP yang namanya Reframing, yang gunanya untuk membingkai ulang sebuah peristiwa agar bisa kita maknai kembali dengan berbeda sehingga memberdayakan. Ada juga Submodality yang bisa kita gunakan untuk merubah struktur gambaran, suara maupun rasa agar menjadi berkualitas, bahkan bias juga mengurangi kualitasnya. Ada yang namanya Meta Model  yang bisa berguna untuk menggali pikiran seseorang. Dll.


NLP sendiri memiliki 4 Pilar, yaitu :

  1. Outcome
Setiap tindakan kita pastilah didasari suatu tujuan, entah di sadari maupun tidak di sadari, nah, apakah tindakan kita sudah mengarah kepada tujuan kita yang sebenarnya? Untuk lebih maksimal buatlah Outcome dengan Well-Formed. Dan untuk mencapai outcome yang diinginkan, seringkali kita membutuhkan sumber daya. Tiap-tiap kita sebenarnya sudah memiliki sumber daya, silahkan di teliti lagi di lingkungan kita masing-masing, jika sudah menemukan, maka untuk berhubungan dengan sumber daya tersebut kita mungkin butuh ‘merayu’ agar mau menjadi partner kita, dan agar sumber daya yang di maksud mau di ajak kerjasama dengan kita, maka kita harus mempelajari Pilar yang ke-dua, yaitu :

  1. Raport
Seseorang mungkin belum mengenal dengan baik dengan orang lain, yang padahal bisa jadi orang tersebut adalah seseorang yang biaa menjadi partner kita, dan kalau-pun kita sudah saling kenal, apakah orang tersebut mau di ajak menjadi partner? Inilah pentingnya membangun Raport (Hubungan), NLP mengajarkan bagaimana caranya membangun Raport dengan baik, dan dalam membangun sebuah Raport diperlukan  tekhnik : Pacing-Leading, Matching dan Mirroring.
Dalam membangun sebuah Raport juga kita harus memiliki pengamatan yang baik, dan itu ada dalam Pilar ke-3, yaitu :

  1. Sensory Acuity
Adalah, kemampuan menggunakan panca indera kita dengan baik, untuk mengamati individu lain secara cermat, tanpa asumsi ataupun penilaian tertentu sebelumnya sehingga individu dapat memberikan respon dengan rapport yang maksimal. Dalam hal ini kita membutuhkan pengetahuan tentang V.A.K.O.G, yaitu Visual, Auditory, Kinestetik, Olfactory, Gustatory. Sehingga dalam menjalankan ‘misi’ membangun hubungan bias mencapai hasil yang maksimal.
Dan dalam membangun Raport tersebut, mungkin terjadi respon yang tidak diinginkan dari orang tersebut, nah dalam hal ini kita harus mengetahui, bahwa bukanlah orang yang kita ajak bicara adalah orang yang yang tidak paham, karena kita  membutuhkan juga Pilar yang ke-4, yaitu :

  1. Flexibility
Ya, kita harus bersikap fleksibel, bila cara yang pertama belum berhasil, maka gunakan cara yang ke-dua, bila yang kedua belum berhasil juga, gunakan cara yang ke-tiga, dst, sambil tetap memperhatikan Pilar ke-3.
Dan masih banyak di NLP berbagai macam tools lainnya seperti Reframing, Submodality, Modelling, yang sudah di share pada artikel seblumnya.

Dan setelah mempelajari NLP, kita akan mengenal yang namanya Presuposisi atau Cara Berpikir orang NLP, diantaranya adalah :

  1. People respond to their experience, not to reality itself.
  2. Having a choice is better than not having a choice.
  3. People make the best choice they can at the time.
  4. People work perfectly.
  5. All sctions have a purpose.
  6. Every behavior has a positive intention.
  7. Pikiran bawah sadar menyeimbangkan pikiran sadar.
  8. The meaning of the communication is not what you intend, but also the response you get.
  9. We already have all the resources we need or we can create them.
  10. Mind and body form a system
  11. We process all information through our senses.
  12. Modelling successful performance leads to excellence.
  13. If you want to understand, act.
  14. The Map is not territory.
Sekarang kita sudah mengetahui, bahwa NLP isinya hanyalah tool-tool yang bisa kita pergunakan untuk mengarungi ‘samudera’ kehidupan ini, dan masih banyak tools yang lain yang bisa kita pelajari dalam pengalaman yang berbeda.

Thursday, March 8, 2012

Download E-Book

Silahkan download E-Book di bawah ini Secara FREE / GRATIS...


1. Tips untuk menghindari kejahatan hypnosis, Download.

2. Hypnosis for Dummies by Yan Nurindra, Download.

3. Panduan Self Hypnosis by Yan Nurindra, Download.

4. The secret of Stage Hypnosis Revealed by Yan Nurindra, Download.

5. Hypnoselling by Willy wong, Download.

6. Utilisasi state ibadah dalam terapi nlp by abdul aziez, Download.

Wednesday, February 29, 2012

TaiChi Master : Kisah Sebuah Ketulusan Hati

Cerita ini terinspirasi dari film yang saya tonton. Judulnya adalah To Liong To (Golok Naga Sakti).  Dalam cerita ini dikisahkan tentang tokoh pemuda sakti berbudi mulya yang bernama Tio Bu Kie. Tio Bu Kie adalah cucu murid dari perguruan Bu Tong Pay (Partai Golok Terbang) yang terusir dari perguruan itu karena rekayasa dari saudara-saudara seperguruannya. Tio Sam Ong, sang kakek gurunya, betapapun menyayangi Tio Bu Kie, harus rela melepaskan cucu muridnya dari pengasuhannya itu. Dalam pengelanaannya, akhirnya Tio Bu Kie memperoleh jurus Matahari yang sangat langka dan tak terkalahkan.
 
Pada suatu saat perguruan Bu Tong Pay diserbu oleh pasukan Chin yang dipimpin oleh Tio Beng. Kondisi Bu Tong Pay sudah terdesak, apalagi Tio Sam Ong terluka akibat penghianatan dari salah seorang cucu muridnya. Dalam keadaan terdesak itulah muncul Tio Bu Kie dengan jurus Mataharinya membalik keadaan. Melihat keadaan itulah, maka Tio Beng yang cerdik, menyatakan bahwa pertempuran yang terjadi adalah antara Chin dengan Bu Tong Pay, yang tak boleh dicampuri pihak lain. Sehingga Tio Bu Kie yang memakai jurus Matahari tidak berhak bertarung untuk Bu Tong Pay. Tapi Tio Sam Ong, kakek gurunya tak kehilangan akal. Kemudian pada saat itu juga diajarkan pada Tio Bu Kie, ilmu silat TaiChi yang belum pernah diajarkan pada murid-muridnya. Maka Tio Bu Kie meniru gerakan jurus yang diajarkan kakeknya sekaligus menghadapi musuhnya. Ternyata dalam beberapa gebrakan Tio Bu Kie tersungkur. Kakek gurunya dengan sabar mengulang jurusnya, dan ditanya kepada Tio Bu Kie, "Hai, Bu Kie… berapa jurs yang kau ingat?" Maka Tio Bu Kie menjawab," aku hanya ingat setengahnya saja!"  Tio Sam Ong Tersenyum, lalu katanya," Lanjutkan pertarungan!" Maka Tio Bu Kie pun melanjutkan pertarungan, tetapi tak lama kemudian ia tersungkur. Tio Sam Ong mengulang kembali jurus TaiChi-nya, sedangkan Tio Bu Kie yang telah kelelahan hanya mampu melihat. Setelah selesai memperagakan jurusnya, Tio Sang Ong bertanya,"Hai Bu Kie, berapa jurus yang kau ingat?" Bu Kie hanya menjawab,"Tak ada satupun yang ku ingat!" Lalu Tio Sam Ong bertanya lagi," Hai, Bu Kie… siapa nama orang tuamu?" Dan Tio Bu Kie menjawab,"aku sudah tak ingat siapa nama mereka!" Maka dengan tersenyum lebar, Tio Sam Ong berkata," Bagus! Majulah kau sekarang…"
Maka Tio Bu Kie-pun maju. Dan ajaib, dengan mudah ia menjatuhkan musuh-musuhnya memakai jurus TaiChi yang baru saja dipelajarinya. 
 
Ajaib sekali, karena dengan tidak ingatnya ia pada satupun jurus TaiChi, justru ia menjadi master TaiChi yang luar biasa. Mengapa itu bisa terjadi?  Karena satu hal. Tio Bu Kie menggunakan jurus tersebut dengan penuh ketulusan, tanpa harus mengingat, jika diserang seperti ini harus menangkis seperti apa. Dia bergerak selaras dengan menyambut apa yang dating bukan dengan sesuatu yang telah direncanakan secara terlatih, tetapi sesuatu yang justru muncul begitu saja dari hatinya dan menggerakan seluruh tubuhnya. Ia bereaksi sesuai dengan aksi yang datang mengahapirinya.
 
Sekarang saya coba menggabungkannya dengan masalah-masalah interpersonal yang sering terjadi pada kita. Terkadang hubungan kita dengan orang lain, entah itu teman ataupun klien menjadi terhambat akibat reaksi kita. Misalkan, pada suatu saat datang teman kita, lalu dia bertanya, apakah kita bisa membantu sebentar untuk suatu urusan. Maka mungkin reaksi yang kita munculkan adalah jawaban - wah…kawan…aku sekarang sedang sibuk sekali, nanti kalau aku sudah tidak sibuk, pasti aku bantu - sebagai bentuk reaksi penolakan kita walau, alasan itu hanya menutupi rasa malas kita. Mungkin mulut itu bisa berkata seperti ini, tetapi mata kita, ekspresi kita, tak kan mampu menutupi kepura-puraan kita. Maka biasanya jika ini terjadi berulang-ulang secara kumulatif akan mengakibatkan berakhirnya hubungan yang telah kita jalin.
 
Mungkin anda atau saya pada suatu saat didatangi oleh seorang klien. Setelah ngobrol-ngobrol kesana kemari ternyata ia tak membeli atau memakai  jasa kita. Nah, pada keesokan harinya si klien muncul lagi ke kantor kita, maka dengan asal-asalan dan penuh basa-basi kita menjawab pertanyaan sembari mencari cara serta alasan yang tepat untuk mengusirnya dengan halus. Lalu si klien yang telah merasakan ke tidak tulusan kita akhirnya meninggalkan kita dengan kecewa, walaupun pada hari kedua ini sebetulnya dia ingin benar-benar yakin pada apa yang akan dibeli atau dipakainya. Lalu sebagai seorang penjual jasa atau produk, kitalah yang mengalami kekalahan.
 
Coba kita mengubah orientasi bisnis yang telah tertanam dalam otak kita, yaitu klien adalah raja yang siap kita peras habis hartanya, mejadi - siapapun yang datang, entah itu berkepentingan bisnis ataupun tidak, haruslah kita perlakukan sebagai sahabat yang pada suatu saat kita membutuhkan bantuannya, karena  sekarang ia datang membutuhkan bantuan, maka kita harus bantu tanpa harus melihat isi kantongnya. Kita lupakan semangat time is money, karena yang akan muncul kepermukaan apabila itu yang kita tanam dalam jiwa kita adalah senyum bisnis, tanpa ada ketulusan. Mungkin harus kita ingat bahwa benefit bukanlah dalam bentuk uang saja, benefit dapat berupa hubungan, bahkan rasa terima kasih yang muncul dari klien kita. Biarlah wajah tulus menghiasi diri kita, janganlah berpura-pura lagi, karena ketulusan itu hanyalah dapat muncul dari hati yang tulus pula.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Premium Wordpress Themes | Editor by dwiprazetyo