- Lagi-lagi NLP, kenapa sih NLP melulu? Emang apa sih NLP dan apa manfaatnya buat saya?
Sesuai dengan judul di atas, ya itulah NLP, NLP itu isinya Cuma ‘tools’ yang bisa digunakan untuk keperluan diri kita.
- - Maksudnya gimana?
Begini, ketika kita mau membuat sebuah meja, pastinya kita membutuhkan tools/alat untuk membantu pekerjaan kita, setuju ya? Alat-alat tersebut bisa berupa : tang, obeng, gergaji, catut, palu, dll.
Tang bisa kita gunakan untuk mencabut paku, palu bisa kita gunakan untuk menghantam paku, dst.
Nah, oleh pendiri NLP yaitu duo jenius, Richard Bandler dan Jhon Grinder, NLP di masukkan kedalamnya tool-tool yang sudah terbukti efektif membantu untuk meningkatkan kualitas diri kita.
Contohnya : ada di dalam NLP yang namanya Reframing, yang gunanya untuk membingkai ulang sebuah peristiwa agar bisa kita maknai kembali dengan berbeda sehingga memberdayakan. Ada juga Submodality yang bisa kita gunakan untuk merubah struktur gambaran, suara maupun rasa agar menjadi berkualitas, bahkan bias juga mengurangi kualitasnya. Ada yang namanya Meta Model yang bisa berguna untuk menggali pikiran seseorang. Dll.
NLP sendiri memiliki 4 Pilar, yaitu :
- Outcome
Setiap tindakan kita pastilah didasari suatu tujuan, entah di sadari maupun tidak di sadari, nah, apakah tindakan kita sudah mengarah kepada tujuan kita yang sebenarnya? Untuk lebih maksimal buatlah Outcome dengan Well-Formed. Dan untuk mencapai outcome yang diinginkan, seringkali kita membutuhkan sumber daya. Tiap-tiap kita sebenarnya sudah memiliki sumber daya, silahkan di teliti lagi di lingkungan kita masing-masing, jika sudah menemukan, maka untuk berhubungan dengan sumber daya tersebut kita mungkin butuh ‘merayu’ agar mau menjadi partner kita, dan agar sumber daya yang di maksud mau di ajak kerjasama dengan kita, maka kita harus mempelajari Pilar yang ke-dua, yaitu :
- Raport
Seseorang mungkin belum mengenal dengan baik dengan orang lain, yang padahal bisa jadi orang tersebut adalah seseorang yang biaa menjadi partner kita, dan kalau-pun kita sudah saling kenal, apakah orang tersebut mau di ajak menjadi partner? Inilah pentingnya membangun Raport (Hubungan), NLP mengajarkan bagaimana caranya membangun Raport dengan baik, dan dalam membangun sebuah Raport diperlukan tekhnik : Pacing-Leading, Matching dan Mirroring.
Dalam membangun sebuah Raport juga kita harus memiliki pengamatan yang baik, dan itu ada dalam Pilar ke-3, yaitu :
- Sensory Acuity
Adalah, kemampuan menggunakan panca indera kita dengan baik, untuk mengamati individu lain secara cermat, tanpa asumsi ataupun penilaian tertentu sebelumnya sehingga individu dapat memberikan respon dengan rapport yang maksimal. Dalam hal ini kita membutuhkan pengetahuan tentang V.A.K.O.G, yaitu Visual, Auditory, Kinestetik, Olfactory, Gustatory. Sehingga dalam menjalankan ‘misi’ membangun hubungan bias mencapai hasil yang maksimal.
Dan dalam membangun Raport tersebut, mungkin terjadi respon yang tidak diinginkan dari orang tersebut, nah dalam hal ini kita harus mengetahui, bahwa bukanlah orang yang kita ajak bicara adalah orang yang yang tidak paham, karena kita membutuhkan juga Pilar yang ke-4, yaitu :
- Flexibility
Ya, kita harus bersikap fleksibel, bila cara yang pertama belum berhasil, maka gunakan cara yang ke-dua, bila yang kedua belum berhasil juga, gunakan cara yang ke-tiga, dst, sambil tetap memperhatikan Pilar ke-3.
Dan masih banyak di NLP berbagai macam tools lainnya seperti Reframing, Submodality, Modelling, yang sudah di share pada artikel seblumnya.
Dan setelah mempelajari NLP, kita akan mengenal yang namanya Presuposisi atau Cara Berpikir orang NLP, diantaranya adalah :
- People respond to their experience, not to reality itself.
- Having a choice is better than not having a choice.
- People make the best choice they can at the time.
- People work perfectly.
- All sctions have a purpose.
- Every behavior has a positive intention.
- Pikiran bawah sadar menyeimbangkan pikiran sadar.
- The meaning of the communication is not what you intend, but also the response you get.
- We already have all the resources we need or we can create them.
- Mind and body form a system
- We process all information through our senses.
- Modelling successful performance leads to excellence.
- If you want to understand, act.
- The Map is not territory.
Sekarang kita sudah mengetahui, bahwa NLP isinya hanyalah tool-tool yang bisa kita pergunakan untuk mengarungi ‘samudera’ kehidupan ini, dan masih banyak tools yang lain yang bisa kita pelajari dalam pengalaman yang berbeda.
0 comments:
Post a Comment